Jumat, 18 Februari 2011

Makanan Favorit Menentukan Kepribadian

Banyak cara menilai kepribadian seseorang. Bila kamu masih dalam tahap "PeDeKaTe", ada baiknya mengetahui apa makanan kesukaan calon pacar. Dari situ, kamu bisa mengetahui bagaimana sifat dia yang sesungguhnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan Baxters terhadap orang Inggris dan Skotlandia, belum lama ini, diketahui bahwa orang yang gemar makan wortel umumnya memiliki sifat pengasih dan berpikiran luas. Sayang, orang yang suka mengkonsumsi sayuran jenis ini, kemudian juga diketahui memiliki sikap ekstrovert dan bergaya bossy.

Bila dia gemar sekali memakan ayam goreng, ayam kuah opor dan berbagai masakan dari ayam, maka dia adalah tipe orang yang selalu bersikap realistis dan apa adanya. Dia cenderung berpikir logis dan jarang melibatkan perasaan dalam melihat suatu perkara.

Anda boleh merasa senang bila dia ternyata gemar sekali makan jamur, apapun jenisnya. Orang macam ini, kata survei itu, tergolong memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi. Buktinya, 92% orang Inggris dan Skotlandia yang hoobi mengkonsumsi jamur memang terbukti setia.

Apabila dia gemar sekali makan mie, instant maupun olahan, terutama mie rasa ayam, maka dia termasuk orang yang independen. Bisa jadi demikian, faktanya, sebagian besar anak kost, terutama mahasiswa, ternyata doyan makan mie. Orang yang suka makan minestrone, sejenis sup yang disertai mie kecil-kecil, katanya sangat perfeksionis.

Sedangkan orang yang suka sekali akan tomat, katanya mempunyai sifat pemberani dan semangat tinggi. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa orang yang gemar makan sup tomat ternyata mudah tergoda rayuan. Coba ingat-ingat, dia suka makan apa, ya?

Label:

Penalaran Deduktif

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hokum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan abgian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

Di dalam penalaran deduktif, berdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulanya yang sifatnya lebih khusus. Dengan demikian, sebenarnya, penarikan kesimpulan secara deduktif itu secara tersirat sudah tercantum dalam premisnya. Sifat itu membedakan penalaran deduktif dari penalaran induktif.

Menurut bentuknya, penalaran deduktif terbagi atas :

· SILOGISME

o Merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:

a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.

b. Ia melanggar peraturan “X”

c. la harus dihukum.

o Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).

o Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.

o Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.

o Misalnya:

- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan

- Kita selalu mematuhi peraturan

- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.

o Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:

a. Semua yang melanggar peraturan harus dihukum

b. Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan

c. Kita tidak dihukum.

Secara singkat silogisme dapat dituliskan

o JikaA=B dan B=C maka A=C

Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.

§ Silogisme Katagorik

Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

o Contoh :

Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)

……………….M……………..P

Akasia adalah Tanaman (premis minor)

….S……………………..M

Akasia membutuhkan air (konklusi)

….S……………..P

(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik

o Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:

Semua yang halal dimakan menyehatkan

Sebagian makanan tidak menyehatkan,

Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan

(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal

dimakan).

o Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:

Semua korupsi tidak disenangi.

Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi

Sebagian pejabat tidak disenangi.

(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)

1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.

Kerbau bukan bunga mawar.

Kucing bukan bunga mawar.

….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)

2) Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:

Semua ikan berdarah dingin.

Binatang ini berdarah dingin

Jadi: Binatang ini adalah ikan.

(Padahal bisa juga binatang melata)

3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti

Kerbau adalah binatang.

Kambing bukan kerbau.

Jadi: Kambing bukan binatang.

(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang- kan pada premis adalah positif)

4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:

Bulan itu bersinar di langit.

Januari adalah bulan.

Jadi: Januari bersinar di langit.

(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu

yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor

berarti planet yang mengelilingi bumi).

5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya.

§ Silogisme Hipotetik

o Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

o Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:

1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:

Jika hujan, saya naik becak.

Sekarang hujan.

Jadi saya naik becak.

2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:

Bila hujan, bumi akan basah.

Sekarang bumi telah basah.

Jadi hujan telah turun.

3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:

Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka

kegelisahan akan timbul.

Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,

Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:

Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.

Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik

Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:

1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.

2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)

3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)

4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan

§ Silogisme Disyungtif

o Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

o Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:

la lulus atau tidak lulus.

Ternyata ia lulus, jadi

la bukan tidak lulus.

o Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:

Hasan di rumah atau di pasar.

Ternyata tidak di rumah.

Jadi di pasar.

o Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:

1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:

la berada di luar atau di dalam.

Ternyata tidak berada di luar.

Jadi ia berada di dalam.

Ia berada di luar atau di dalam.

ternyata tidak berada di dalam.

Jadi ia berada di luar.

2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:

Budi di masjid atau di sekolah.

la berada di masjid.

Jadi ia tidak berada di sekolah.

Budi di masjid atau di sekolah.

la berada di sekolah.

Jadi ia tidak berada di masjid.

o Hukum-hukum Silogisme Disyungtif

1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :

2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:

a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:

Budi menjadi guru atau pelaut.

la adalah guru.

Jadi bukan pelaut

Budi menjadi guru atau pelaut.

la adalah pelaut.

Jadi bukan guru

b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah).


· ENTIMEN

o Merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain.

o Entimen pada dasarnya adalah silogisme

o Contoh :

Premis mayor (MY) : manusia mahluk rasional

Premis minor (MN) : kucing bukan manusia

Kesimpulan (K) : kucing tidak rasional

My : setiap manusia pernah lupa

Mn : mahasiswa adalah manusia

K : mahasiswa pernah lupa

Dapat diuraikan sebagai berikut :

o Silogisme merupakan bentuk penalaran deduktif yang formal

o Proses penalaran dimulai dari premis mayor melalui premis minor sampai pada kesimpulan

o Strukturnya tetap : premis mayor, premis minor, kesimpulan

o Premis mayor beisi pernyataan umum

o Premis minor berisi pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor

o Kesimpulan dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya

referensi :
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/


PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hokum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan abgian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

Di dalam penalaran deduktif, berdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulanya yang sifatnya lebih khusus. Dengan demikian, sebenarnya, penarikan kesimpulan secara deduktif itu secara tersirat sudah tercantum dalam premisnya. Sifat itu membedakan penalaran deduktif dari penalaran induktif.

Menurut bentuknya, penalaran deduktif terbagi atas :

· SILOGISME

o Merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:

a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.

b. Ia melanggar peraturan “X”

c. la harus dihukum.

o Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).

o Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.

o Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.

o Misalnya:

- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan

- Kita selalu mematuhi peraturan

- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.

o Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:

a. Semua yang melanggar peraturan harus dihukum

b. Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan

c. Kita tidak dihukum.

Secara singkat silogisme dapat dituliskan

o JikaA=B dan B=C maka A=C

Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.

§ Silogisme Katagorik

Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

o Contoh :

Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)

……………….M……………..P

Akasia adalah Tanaman (premis minor)

….S……………………..M

Akasia membutuhkan air (konklusi)

….S……………..P

(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik

o Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:

Semua yang halal dimakan menyehatkan

Sebagian makanan tidak menyehatkan,

Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan

(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal

dimakan).

o Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:

Semua korupsi tidak disenangi.

Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi

Sebagian pejabat tidak disenangi.

(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)

1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.

Kerbau bukan bunga mawar.

Kucing bukan bunga mawar.

….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)

2) Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:

Semua ikan berdarah dingin.

Binatang ini berdarah dingin

Jadi: Binatang ini adalah ikan.

(Padahal bisa juga binatang melata)

3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti

Kerbau adalah binatang.

Kambing bukan kerbau.

Jadi: Kambing bukan binatang.

(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang- kan pada premis adalah positif)

4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:

Bulan itu bersinar di langit.

Januari adalah bulan.

Jadi: Januari bersinar di langit.

(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu

yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor

berarti planet yang mengelilingi bumi).

5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya.

§ Silogisme Hipotetik

o Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

o Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:

1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:

Jika hujan, saya naik becak.

Sekarang hujan.

Jadi saya naik becak.

2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:

Bila hujan, bumi akan basah.

Sekarang bumi telah basah.

Jadi hujan telah turun.

3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:

Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka

kegelisahan akan timbul.

Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,

Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:

Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.

Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik

Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:

1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.

2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)

3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)

4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan

§ Silogisme Disyungtif

o Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

o Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:

la lulus atau tidak lulus.

Ternyata ia lulus, jadi

la bukan tidak lulus.

o Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:

Hasan di rumah atau di pasar.

Ternyata tidak di rumah.

Jadi di pasar.

o Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:

1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:

la berada di luar atau di dalam.

Ternyata tidak berada di luar.

Jadi ia berada di dalam.

Ia berada di luar atau di dalam.

ternyata tidak berada di dalam.

Jadi ia berada di luar.

2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:

Budi di masjid atau di sekolah.

la berada di masjid.

Jadi ia tidak berada di sekolah.

Budi di masjid atau di sekolah.

la berada di sekolah.

Jadi ia tidak berada di masjid.

o Hukum-hukum Silogisme Disyungtif

1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :

2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:

a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:

Budi menjadi guru atau pelaut.

la adalah guru.

Jadi bukan pelaut

Budi menjadi guru atau pelaut.

la adalah pelaut.

Jadi bukan guru

b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah).


· ENTIMEN

o Merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain.

o Entimen pada dasarnya adalah silogisme

o Contoh :

Premis mayor (MY) : manusia mahluk rasional

Premis minor (MN) : kucing bukan manusia

Kesimpulan (K) : kucing tidak rasional

My : setiap manusia pernah lupa

Mn : mahasiswa adalah manusia

K : mahasiswa pernah lupa

Dapat diuraikan sebagai berikut :

o Silogisme merupakan bentuk penalaran deduktif yang formal

o Proses penalaran dimulai dari premis mayor melalui premis minor sampai pada kesimpulan

o Strukturnya tetap : premis mayor, premis minor, kesimpulan

o Premis mayor beisi pernyataan umum

o Premis minor berisi pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor

o Kesimpulan dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya

referensi :
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/

google.com

Label: ,

Sabtu, 12 Februari 2011

Penerapan Jarkom

JARINGAN KOMPUTER

Definisi :

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Tujuan dari jaringan komputer adalah:

* Membagi sumber daya. contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
* Komunikasi. contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
* Akses informasi. contohnya web browsing

IMPLEMENTASI JARINGAN KOMPUTER

Sekarang ini jaringan computer sudah banyak digunakan oleh orang untuk berkomunikasi, baik secara mobile atau non mobile. Karena jaringan komunikasi menjadi suatu kebutuhan primer bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam menerapkan kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit bidang yang menggunakan jaringan komunikasi, berbagai bidang yang menerapkan jaringan komunikasi :

1. Penerapan di Dunia Bisnis

Penggunaan jarkom yang sering kali digunakan pada dunia bisnis ini adalah proses transaksi pembelian maupun penjualan antara penjual dengan pembeli dengan melakukan tawar menawar. Sekarang ini Kita dapat berkomunikasi secara langsung dengan penjual/pembeli walaupun tidak secara tatap muka/lokasi berbeda, tetapi proses itu tidak menghambat karena sekarang ini ada yang namanya “ bisnis mobile” atau penjualan / pembelian produk secara online. Jadi pembeli hanya cukup melihat daftar barang yang dipajang kemudian memesannya.Oleh Karena itu, banyak manfaat yang dapat dirasakan seperti menghemat waktu, mempercepat pendistribusian barang, dll.

2. Penerapan di Dunia Perbankan

Ini yang paling sering dilakukan oleh orang-orang,yaitu transaksi uang.Kalau jaman dulu orang harus mengambil uang ya harus di banknya,namun sekarang dengan adanya kartu transaksi kita dapat mengambil uang secara tunai di cabang manapun tinggal gesek uang langsung di tangan, atau pada saat melakukan pengiriman uang kepada orang yang tempatnya berjauhan maka kita tinggal mentransfer uang dari tabungan saja. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.

3. Penerapan di Mobile User

Dalam mobile user, Mobile merupakan hal yang paling popular dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana tidak?? Sekarang hampir semua orang punya handhone baik dari yang tingkat satu sampai tingkat sekian. Awal mula muncul handphone itu hanya mempunyai fasilitas teks saja, namun dengan berkembangnya zaman, handphone tidak hanya berupa teks saja melainkan bisa untuk foto, bertukar gambar,chating, bahkan yang sedang ramai sekarang ini adalah penggunaan facebook, semua demi kepuasan para mobile user.

4. Penerapan di Home/Rumah

Penerapan jarkom dirumah contohnya penggunaan internet atau koneksi peer to peer komputer. Dengan internet kita bisa berbagi informasi dengan orang lain baik di dalam ataupun di luar rumah. Contohnya orang menggunakan facebook.

Referensi :

http://udifq.wordpress.com/2011/02/10/implementasi-jarkom/

www. Wikipedia.org

Label: , , ,

PENALARAN

PENALARAN (reasoning)

Penalaran (reasoning ) adalah bentuk tertinggi dari pemikiran dan sebab itu lebih rumit dibanding pengertian dan proposisi. Secara sederhana penalaran dapat di definisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Contoh :

Air 1 dipanasi dan mendidih
Air 2 dipanasi dan mendidih
Air 3 dipanasi dan mendidih

Jadi : semua air yang dipanasi akan mendidih

Berdasarkan contoh diatas, dapat di artikan bahwa penalaran adalah gerak pikiran dari proposisi1 dan seterusnya hinggi proposisi terakhir (= kesimpulan). Jadi penalaran tiu adalah sebuah proses pemikiran, dimana sebuah penalaran terdiri dari premis dan kesimpulan. Premis dibedakan menjadi 2 yaitu premis mayor dan premis minor.

Penalaran dibagi menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

1. Penalaran INDUKTIF

Pada penalaran induktif, konklusi lebih luas dari premis. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Jenis-jenis penalaran induktif :

*Tipe - Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Macam-macam generalisasi

- Generalisasi sempurna/Tanpa loncatan induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya

Contoh: sensus penduduk

- Generalisasi tidak sempurna/Loncatan induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.

Contoh: Hampir seluruh wanita di Indonesia suka makan baso.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Contoh :

Setelah hasil tugas menggambar 3KA12 dikumpilkan, hasil gambar deny yang paling buruk. Gambar yang lain hasilnya bagus semua. Maka dapat disimpulkan mahasiswa 3KA12 pandai menggambar.

*Tipe - Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

· Analogi punya 4 fungsi :

o Membandingkan dengan memiliki sifat kesamaan

o Meramalkan kesaman

o Menyingkap kekeliruan

o klasifikasi

Contoh :

Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

*Tipe - Paragraf hubungan sebab akibat (hubungan kausal) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh :

Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Label: , , , ,